Rabu, Mei 08, 2019

Soal Seni Tari Kelas X Semester 2

Soal Evaluasi Kelas X Semester 2


A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.

1. Pada prinsipnya, kekhasan estetis tari kelompok terbentuk akibat adanya unsur ....
a. pola gerak: serempak, berlawanan, bersusulan,
b. tenaga, ruang dan waktu
c. harmony, unity, balance
d. klimaks, dinamika, kontras
e. ragawi dan maknawi

2. Berikut ini merupakan judul tari berpasangan, kecuali ....
a. Tari Serampang Dua Belas
b. Tari Seblang
c. Tari Sulintang
d. Tari Cikeruhan
e. Tari Maengket

3. Salah satu keunikan tari kelompok terlihat pada dinamika kelompok yang terbentuk atas....
a. rias dan busananya
b. tempo gerak dan iringannya
c. karakternya
d. jenis tariannya
e. busananya

4. Ciri penyajian tari tradisional pada jenis tari rakyat adalah ....
a. disajikan di pentas arena, sifat gembira, media pergaulan
b. disajikan di pentas proscenium, bersifat bebas, media promosi
c. disajikan di pentas arena, bersifat mistis, media sosial kemasyarakatan
d. disajikan di pentas proscenium, bersifat menghibur, media pergaulan
e. disajikan di pentas arena, bersifat hiburan

5. Identitas sebuah karya seni tari dilatarbelakangi kultur daerah masing-masing. Tari yang menunjukkan identitas dan reflek­si kultur masyarakatnya adalah....
a. tari tradisional
b. tari modern
c. let’s dance
d. tari kontemporer
e. tari kreasi baru

6. Simbolisasi warna-warna cerah dan kontras dominan digunakan pada ....
a. tari klasik
b. tari pergaulan
c. tari tradisional
d. tari upacara
e. tari mancanegara

7. Proses kreativitas pada penyusunan sebuah tari kreasi dapat menggunakan salah satu cara dengan mengembangkan .....
a. pola lantainya
b. ide ceritanya
c. susunan geraknya
d. sumber tari nontradisi
e. gagasan awal

8. Panitia pertunjukan tari yang mengoordinir dan mengurus managemen produksi merupakan tugas .....
a. bidang pentas
b. bidang pertunjukan
c. bidang produksi
d. bidang artistik
e. bidang publikasi

9. Petugas yang menyiapkan serta menempatkan setting dan properti tari di atas panggung adalah .....
a. stage manager
b. stage crew
c. bidang peralatan
d. bidang keamanan
e. sutradara

10. Dalam mempersiapkan materi tari diperlukan pertimbangan atas ....
a. iringannya, kalangan penarinya, durasinya, tempat pertunjukannya
b. rias busananya, warna busananya, panitanya
c. tariannya, materi tarinya, wilayah publikasinya, kedudukan penontonnya
d. materi tari, tempat pertunjukan, durasi waktu, penonton
e. jenis tema, tempat pertunjukan

Menggelar Pertunjukan Tari

Menggelar Pertunjukan Tari - Mempergelarkan sebuah pertunjukan tari berarti memproduksi sebuah produk ”jasa”. Tolak ukur keberhasilan pergelaran sebuah pertunjukan tari adalah respons atas kepuasan penonton. Ketika penonton menikmati tarian dengan perasaan senang, tetap menikmati pertunjukan dari awal hingga akhir, dan memberikan kesan kepada penonton, maka itu adalah penghargaan bagi sebuah karya seni.

Menggelar Pertunjukan Tari

Agar sebuah pergelaran tari dapat benar-benar dinikmati dengan baik oleh penontonnya, perlu adanya pengelolaan produksi yang disusun dengan baik pula. Mempergelarkan pertunjukan tari tunggal dengan pertunjukan tari lain tentu saja berbeda pengelolaannya. Pergelaran tari tunggal harus mempertimbangkan hal berikut.

1. Fisik Penari

  1. Tarian benar-benar berkualitas dan menarik meskipun ditarikan oleh satu orang di areal panggung yang cukup luas.
  2. Penari harus benar-benar memiliki kemampuan serta stamina yang baik.
  3. Pembawaan penari harus memenuhi kriteria standar penari sesuai dengan tarian yang akan disajikan. Misalnya penari yang akan membawakan tarian seorang tokoh ratu setidaknya segi postur tubuh hendaklah yang sesuai, tidak gemuk, juga tidak pendek. Hal ini berkaitan dengan karakter seseorang, agar pas dengan karakter seorang ratu

2. Staf Produksi dan Staf Artistik

Tugas orang-orang di belakang layar adalah mulai dari mempersiapkan gedung pertunjukan, mengundang penonton melalui publikasi, mengatur latihan penari dan pemain musiknya, pendanaan, hingga menyiapkan busana penari secara mendetail. Staf produksi harus berkoordinasi dengan staf artistik agar tidak ada perbedaan dalam menuangkan ide dan tujuan dilaksanakannya pertunjukan tari tunggal ini secara teknis dan secara artistik.

Contoh, Anda akan menyajikan tari kreasi berpola tradisi, namun pembawa acara yang mengantarkan acara ini mengenakan busana jeans belel, bertopi, dan berkaus oblong ala presenter bola basket mania di televisi. Bayangkan bagaimana jadinya respons penonton yang menyaksikan ini. Hal itu akan membuat suasana tidak lagi baik. Ini bisa terjadi ketika tidak ada koordinasi antara staf produksi dan artistik atau karena pembawa acara tidak pernah ikut latihan geladi resik atau geladi bersih. Variasikan dengan pola serempak bersusun, berlawanan, 

Langkah-Langkah Menyiapkan Pertunjukan Tari

Langkah-Langkah Menyiapkan Pertunjukan Tari - Pertunjukan merupakan tujuan atau hasil yang ingin dicapai untuk sebuah pengakuan dari masyarkat. Selain itu, juga untuk bukti fisik sebuah kreativitas karya tari. Sebuah karya tari memerlukan dua pihak, yaitu penonton dan penyaji. Tari sebagai produk jasa akan berarti dan ternikmati wujud fisiknya apabila ada reaksi dari penonton sebagai konsumen, atau lebih tepat disebut apresiatornya.

Hal penting dalam pertunjukan tari adalah materi tari dan orang yang terlibat sebagai pengelolanya atau mengoordinasikan yang bertanggung jawab terhadap kelancaran proses dan kesuksesan pertunjukan. Tarian ini dapat tersajikan apabila ada orang yang menarikannya. Untuk menampilkansajian tari yang baik, perlu dibuat jadwal latihan yang disepakati bersama. Agar sajian tari ini dapat diapresiasi, diperlukan suatu pengondisian agar ada penonton yang memberikan penghargaan kepada karya kita. Mendatangkan penonton adalah salah satu tugas kepanitiaan yang dibentuk sebagai motor penggerak semua pos tadi.

Langkah-Langkah Menyiapkan Pertunjukan Tari



Proses memproduksi sebuah pertunjukan tari harus mempertimbangkan dan menyiapkan beberapa hal pokok, yaitu sebagai berikut :

Materi Tari

Menentukan materi sajian tari bergantung pada tujuan penyelenggaraan pertunjukan. Pertimbangannya adalah tarian apa yang cocok dengan event yang berlatar belakang tujuan penyelenggaraan. Jika bertujuan untuk penggalangan dana sosial, upayakan memilih materi tari yang diminati banyak orang. Bisa jadi karena tarian itu unik atau jarang disajikan. Yang terpenting adalah tarian tersebut akan menarik minat orang sebanyak mungkin karena tujuan kita adalah penggalangan dana. Lain lagi jika bertujuan meningkatkan daya apresiasi orang terhadap kesenian tradisional di daerah Anda. Pemilihan materi tarian harus menunjukkan identitas tarian yang mengutamakan sajian tari yang menggunakan kaidah-kaidah seni. Dengan demikian, orang yang menonton memahami sebuah seni tontonan tari yang baik.

a. Penari 

Setelah menentukan materi tarian, hal penting lain adalah pemilihan penari agar sajian tari tidak berkesan asal. Sebaiknya, penari yang dipilih memiliki kemampuan membawakan tarian dengan baik. Tentu saja faktor fisik yang sempurna merupakan kriteria pemilihan penari yang penting setelah kemampuannya menari. Seorang penari harus enak dilihat dengan postur tubuh yang proporsional dan tidak cacat. Hal ini perlu untuk sebuah materi tari pertunjukan yang memberikan sajian menarik bagi kebutuhan pertunjukan semata.

b. Rias dan Busana Tari 

Siapkan kelengkapan menari, seperti busana tari yang seharusnya dan sesuai dengan ukuran penari. Jika memilih busana untuk tarian dari Sumatra, kenakanlah busana yang desain dan motif bahannya memang dari Sumatra. Jangan pula memaksakan memakai busana yang kesempitan atau kebesaran sehingga menimbulkan kesan tidak nyaman ketika dikenakan. Hal tersebut dapat mengganggu konsentrasi menari. Cobalah busana tari minimal dua hari sebelum hari ‘H’ agar dapat disesuaikan dengan ukuran penari. Carilah orang yang biasa merias penari dan siapkan kelengkapan alat rias oleh panitia staf artistik rias dan busana. 

Warna-warna tertentu akan memberikan kesan yang berbeda-beda ketika dikenakan pada pakaian. Efek fisik yang timbul dapat memberikan kesan langsing, lebih gemuk, atau terlihat tinggi, pendek. Berbagai efek yang timbul secara psikologis pada rias busana tari warna-warna yang kita kenal akan memberikan kesan yang berbeda-beda ketika dikenakan pada pakaian.

Berikut ini berbagai efek yang timbul secara psikologis pada warna, yaitu:
  • warna merah memberi kesan garang, berani, kuat;
  • warna kuning memberi kesan keagungan;
  • warna hijau memberi kesan timbulnya sebuah harapan;
  • warna biru memberi kesan lembut, mengharukan;
  • warna hitam memberi kesan dalam, berkabung, kesedihan, ketegaran, misterius;
  • warna putih memberi kesan bersih dan suci.
  • Semua warna dapat dipadupadankan sehingga akan menimbulkan pengaruh yang kuat dalam menyempurnakan wujud karakter tarian

c. Pengiring Tarian

Tentukan bentuk iringan yang akan mengiringi sajian tari. Jika memakai kaset, koordinasikan kesiapan alatnya dengan operator. Gunakanlah paling sedikit tiga kaset untuk sebuah tarian yang disajikan dengan menggunakan kaset. Kaset pertama untuk latihan, kaset kedua untuk pementasan, dan kaset ketiga untuk persiapan darurat apabila terjadi hal yang tidak diinginkan. Jika mempunyai alat musik dan akan menggunakan iringan secara live, jadwalkan latihan lebih sering antara penari dan para pemain alat musiknya. Perhatikan kostum para pemain musik, jangan karena dianggap sebagai pengiring atau pendukung, mereka berpakaian seadanya. Cocokkan pakaian pengiring tersebut dengan jenis dan gaya tarian yang disajikan.

d. Jadwal Latihan

Sepakati bersama jadwal latihan per kelompok dan latihan gabungan. Jangan membuat jadwal sendiri. Kepentingan setiap orang berbeda dan perlu adanya toleransi. Selanjutnya, menentukan jadwal dan menentukan target kesiapan materi minimal 2 hari sebelum hari ‘H’. Satu hari sebelum hari ‘H’ adalah waktu untuk sebuah uji coba pertunjukan, minimal dengan keadaan, susunan acara, dan kostum dasar dari pertunjukan sesungguhnya. Keadaan itu seringkali disebut geladi resik.

2. Pembentukan Panitia

Pembentukan panitia yang dilakukan pada awal sebuah rencana pertunjukan harus mempertimbangkan orang-orang yang berkompeten di bidangnya. Dengan demikian, proses produksi dapat lebih efisien dan efektif. Bidang yang menangani sebuah proses produksi pertunjukan tari adalah sebagai berikut.

1. Staf produksi
  • Ketua Panitia 
  • Koordinator Latihan
  • Sekretaris 
  • Seksi Konsumsi
  • Bendahara 
  • Seksi Keamanan
  • Pemasaran 
  • Seksi Protokoler
  • Publikasi 
  • Seksi Peralatan
2. Staf Artistik
  • Stage manager (yang mengatur lalu lintas pertunjukan)
  • Penata tari
  • Penata iringan
  • Penata lampu
  • Penata rias dan busana
  • Penata artistik
  • Stage crew (menyiapkan kebutuhan alat, setting, dan properti pentas)

Tempat/Gedung Pertunjukan

Mempertimbangkan jenis gedung pertunjukan harus disesuaikan dengan alokasi dana, ukuran, lokasi, dan fasilitas yang dibutuhkan dengan yang tersedia. Ada beberapa bentuk gedung yang dibuat untuk sebuah pertunjukan yang ideal dalam pementasan sebuah karya seni tari maupun teater. Misalnya, bentuk panggung proscenium. Bentuknya seperti layar di gedung bioskop dan penonton melihat pertunjukan hanya dengan satu arah pandangan. Bentuk panggung proscenium sebaiknya digunakan untuk sajian tari yang sifatnya lebih formal, seperti ujian, persembahan, hiburan, atau festival.

Selain bentuk proscenium, ada juga bentuk panggung arena (lingkaran), bentuk tapal kuda atau huruf U atau letter L yang sering digunakan untuk arena fashion show. Diva Indonesia, Krisdayanti, pada salah satu konsernya menggunakan bentuk arena atau setengah lingkaran dengan modifikasi penempatan para pemusik di tengahnya. Sementara itu, kedudukan penonton membentuk setengah lingkaran. Bentuk panggung yang akan digunakan harus mempertimbangkan materi tari yang akan disajikan. Bahkan, cuaca pada saat pementasan perlu dipikirkan untuk menghindari ketidaklancaran berlangsungnya pementasan.

Tari-tari rakyat yang kental dengan unsur humor dan suasana akrab atau adanya interaksi antara pemain dan penonton, akan lebih menarik jika menggunakan panggung arena. Kedudukan penonton dan pemain berada sekeliling arena sehingga tidak ada jarak antara pemain dan penonton. Seluruh sajian terlihat tiga dimensi dan hal tersebut semakin menjadikan tarian dapat berinteraksi dengan baik.

Waktu/Durasi Pertunjukan

Salah satu strategi yang dapat dilakukan agar penonton dapat menikmati sajian dari awal hingga akhir adalah dengan membatasi durasi pertunjukan. Pertunjukan yang terlalu lama akan membuat penonton mengantuk, bosan, dan tidak menikmati sajian secara benar. Tentu saja kita tidak  ingin membuat penonton keluar walk out di tengah-tengah pertunjukan. Hal ini akan mengganggu konsentrasi para penari yang tengah bermain di atas panggung pertunjukan. Untuk menghindari kebosanan itu, tarian harus dikemas agar menjadi lebih komunikatif dengan penonton, misalnya pada bagian tertentu melibatkan penonton untuk menari bersama. Bagian tari yang diulang-ulang terus juga akan membuat penonton bosan. Oleh karena itu, bagian tarian yang terdapat pengulangan terlalu banyak harus dipendekkan, dipotong, atau disederhanakan hanya satu kali pengulangan. Akan tetapi, tentu saja hal tersebut jangan sampai tetap tidak menghilangkan esensi dari tarian tersebut.

Penonton

Mempertimbangkan tingkat apresiasi penonton merupakan bagian penting untuk memperoleh kesan dan kepuasan dari pertunjukan ini. Sajian tari yang menampilkan materi tari yang rumit atau abstrak menjadi bahan pertimbangan karena tidak cocok disajikan kepada penonton dengan tingkat pendidikan awam dan tingkat sosial kelas bawah. Pertunjukan akan menjadi sebuah dagelan akibat ketidakpahaman penonton terhadap apa yang tengah ditampilkan. Begitupun sebaliknya, sajian tari yang bertema tari anak-anak, seperti Tari Kalkun atau Tari Ayam, tentu saja tidak cocok disajikan kepada penonton setingkat sekolah menengah atas. Meskipun sah saja jika tarian semacam itu disajikan kepada latar belakang pendidikan yang tidak paralel jika memang dibutuhkan sebagai bahan kajian. Dalam pertunjukan, hal terpenting secara keseluruhan dalam sebuah pertunjukan karya seni tari adalah tarian tersebut dapat dikomunikasikan dengan baik kepada penonton sehingga tidak menjadi sebuah pertunjukan yang asal-asalan.

Susunan Acara

Susunan acara pada sebuah tari tontonan/pertunjukan dirancang untuk menghindari ketidakantusiasan penonton pada keseluruhan pertunjukan. Misalnya, jangan sampai penonton meninggalkan gedung sebelum pertunjukan berakhir. Hal tersebut mungkin terjadi karena susunan materi tidak membuat penonton betah berlama-lama karena pertunjukan tidak menarik. Misalnya, materi pertama sungguh dinamis, tetapi yang kedua dan ketiga secara beruturutan menampilkan tarian dengan jenis yang sama yang akan menyebabkan penonton keluar sebelum pertunjukan selesai. Akan lebih segar jika sebagai tari pembuka disajikan sesuatu yang dinamis, tarian berikutnya menanjak menuju sebuah puncak kemeriahan dengan sajian tarian yang berkarakter atau membawakan sesuatu yang baru dengan jenis tari yang berbeda. Dengan demikian, sampai pada sajian penutup, penonton tetap berada di tempat duduk seakan-akan tidak mau pertunjukan berakhir. 

Kelompok Tari Berdasarkan Keunikan Pola Penyajiannya

Kelompok Tari Berdasarkan Keunikan Pola Penyajiannya - Berdasarkan pola penyajiannya, tari dapat dikelompokkan menjadi tari tunggal, tari berpasangan, dan tari kelompok. Pembahasan tentang tari tunggal sudah Anda ketahui dari bab sebelumnya. Kali ini, Anda akan mengetahui pembahasan tentang tari berpasangan dan kelompok. Selain itu, Anda akan mengetahui simbolisasi warna pada rias busana tari dan keunikan iringan tari.



1. Tari Berpasangan

Konsep tari berpasangan berbeda secara kuantitatif dengan konsep tari tunggal. Penarinya berpasangan antara dua orang penari sesama jenis dan atau antara penari berlawanan jenis. Pada umumnya tari berpasangan ditemukan pada taritarian pergaulan. Contoh tari pergaulan yang berpasangan, di antaranya Tari Maengket (Sulawesi), Tari Cikeruhan (Jawa Barat), dan Tari Serampang Dua Belas (Melayu Medan).

Pola yang digunakan pada tari berpasangan menggunakan variasi gerak sebagai berikut :

a. Serempak

Gerakan dilakukan secara bersama-sama, dilihat dari segi waktu, tenaga, dan ruang gerak. Keserempakan melakukan sebuah gerakan dapat disajikan dengan baik jika penari telah sering berlatih bersama-sama, menyatukan rasa, sama-sama memiliki tingkat keterampilan menari, serta menguasai teknik menari dengan baik. Contohnya, Tari Kecak, Tari Bedaya, dan Tari Rampai Aceh.

b. Bersusulan

Pernahkah Anda melihat peluru sebuah meriam ditembakkan dalam sebuah film perang? Atau mendengar bunyi gema suara yang terdengar saling bersahutan? Pola gerak yang efeknya sama jika dilakukan oleh dua orang penari pada tari berpasangan, sering pula disebut gerakan canon sebagai pengertian bersusulan. Jika diuraikan, bentuk pola bersusulan adalah sebagai berikut. Gerakan menyembah pada hitungan kedua oleh penari A bersamaan dengan gerakan berdiri oleh penari B. Gerakan berdiri oleh penari A dilakukan pada hitungan kesatu. Atau gerak bersusulan dengan pola penari pertama bergerak menuju

suatu tempat dengan meloncat, kemudian diam menunggu, disusul penari kedua melakukan gerakan yang sama. Cobalah ajak teman Anda untuk melakukan gerak kreasi sendiri dengan pola bersusulan agar lebih memahami dan menguasai berbagai variasi pola gerak bersusulan.

c. Berlawanan

Berlawanan bisa berarti arah hadap yang saling membelakangi, berhadapan, berlawanan garis lantai, berlawanan area, tinggi rendah level pemain, dan sebagainya. Pola berlawanan yang paling mudah untuk dipahami adalah ketika kita melihat orang yang sedang berkelahi, yaitu ketika satu memukul dan yang lain menghindar dan menangkis, atau ketika keduanya saling balas memukul.

Gerakan-gerakan tersebut merupakan gerakan maknawi yang terdapat pada tari perang berpasangan. Gerak menangkis oleh penari A dilakukan ketika penari A membuat desain gerak memukul. Gerak berjalan maju oleh penari A akan diikuti gerak berjalan mundur oleh penari B. Jika penari A menendang dengan level atas, respons penari B menangkis dengan tangan dengan level bawah

2. Tari Kelompok

Bentuk sajian tari yang disajikan oleh lebih dari dua orang penari termasuk ke dalam jenis tari kelompok. Keunikan tari kelompok terletak pada hal-hal berikut :

a. Gagasan yang Melatarbelakangi Tarian

Pada umumnya, gagasan tari kelompok diadaptasi dari inti sumber cerita yang melatarbelakanginya. Tarian kelompok akan memberi kesan kepada penonton tentang apa sebenarnya inti cerita tarian tersebut. Sebuah tarian kelompok yang terkomposisi dengan baik dapat menyampaikan pesan kepada penonton melalui tarian. Misalnya, tarian yang gagasannya dilatarbelakangi cerita kepahlawanan Cut Nyak Dien dari Tanah Rencong Aceh. Tarian tersebut akan mengungkapkan kegigihan seorang wanita memperjuangkan tanah kelahirannya. Meskipun kadang-kadang ia lemah karena usia, kecintaannya kepada nagari menumbuhkan semangat bagi Cut Nyak Dien lainnya.

b. Komposisi Pola Lantai Penari

Tari kelompok juga memiliki keunikan pada penggarapan komposisi pola lantai para penarinya. Setiap pola lantai yang membentuk penari secara simetris atau asimetris akan memberikan kesan berbeda.

Anda mungkin pernah melihat sebuah pertunjukan tari kelompok atau massal dalam pembukaan PON atau olimpiade olahraga sedunia. Anda tentu akan sangat kagum dan senang melihat barisan penari melakukan gerakan tari dengan konfigurasi yang bervariasi dan dengan desain yang menarik pula. Misalnya, saat penari bergerak menari membentuk huruf, atau saat penari membuat kesan seperti air mancur, dan desain komposisi lantai lainnya.

c. Iringan Tari Kelompok

Selain dari cara mengatur penari bergerak sambil membentuk sebuah desain lantai, tari kelompok pun memiliki keunikan dari segi iringan. Iringan menjadi patokan yang harus dikuasai dengan rasa irama yang sama oleh seluruh penari. Hal ini akan menjadi patokan bagi penari kelompok untuk bergerak secara serempak. Prinsip dasar tari kelompok itu sendiri adalah menari bersama-sama secara serempak.

d. Rias dan Busana Tari

Keindahan tari kelompok tidak saja terletak pada keserempakan gerak antarpenari, tetapi juga komposisi warna dan desain busana haruslah sama. Hal ini akan memberikan kesan cantik, juga memberikan kesan kesamaan imajinasi tentang gambaran tariannya. Bayangkan oleh Anda, Tari Kipas menggunakan kipas berbulu putih, dimainkan oleh para penari wanita bergaun putih membentuk garis lingkaran. Bagaimanakah kesan Anda jika melihatnya?

3. Keunikan Iringan Tari

Iringan tari merupakan unsur penting yang menjadi ilustrasi penegas tarian. Iringan tari bisa menunjukkan identitas sebuah tarian. Jika mendengar bunyi yang bernada dari seperangkat gamelan, dengan warna suara dari alat yang terbuat dari perunggu, seperti bunyi gong, bonang, saron, rincik, peking, kenong, rebab, dan tabuhan kendang, maka itu adalah kelompok alat musik yang berasal dari Jawa (baik Jawa Barat, Jawa Tengah, maupun Jawa Timur) dengan penggunaan istilah alat tabuh yang berbeda.

Kelompok Tari Berdasarkan Pola Penggarapan

Kelompok Tari Berdasarkan Pola Penggarapan - Apresiasi masyarakat Indonesia terhadap tari tradisional sangat rendah. Ironisnya, bangsa lain sebagai bangsa yang minim akan seni tradisional di negerinya telah begitu antusias dalam meneliti dan mempelajari seni budaya tradisonal Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan tulisan tentang budaya Indonesia oleh orang Barat. Budaya kita telah mengharumkan bangsa. Mengapa antusiasme di negeri kita sendiri tidak lebih besar? Mulailah dari sekarang untuk mengenal dan menggali tari tradisional Nusantara.


Berdasarkan pola penggarapannya, tari dapat dikelompokkan menjadi tari tradisional dan tari kreasi. Pahamilah uraian berikut ini dengan baik.

Tari Tradisonal

Kekhasan jenis tari tradisional terbentuk oleh latar belakang kultur daerahnya masing-masing. Tari tradisional menjadi bagian hidup bermasyarakat dalam konteks budaya. Identitas tari dan kekhasan tari tradisional tersebut merupakan refleksi kultur masyarakat, adat istiadat, kebiasaan, kehidupan bermasyarakat dalam perilaku sehari-hari, ritual, dan kepercayaan yang disepakati secara sadar ataupun sebaliknya.

Karya seni tari tradisional memiliki dua bentuk tari berdasarkan nilai seni yang dibatasi adat istiadat atau norma yang berbentuk aturan, yaitu sebagai berikut ;

Tari Klasik

Tari klasik memiliki aturan yang mengikat dalam penyajiannya, baik secara estetis maupun teknis. Tari klasik pastilah tradisional, tetapi tari tradisional belum tentu klasik. Standardisasi tari klasik terbentuk akibat beberapa hal, yakni:
  • mengandung nilai estetis dan nilai artistik yang tinggi dan segala sesuatunya dipersiapkan agar tarian benar-benar sempurna;
  • perjalanan tumbuhnya sangat panjang sehingga mengkristal dalam kehidupan masyarakat; 
  • memiliki aturan baku yang tidak bisa diubah atau dihilangkan atas kesepakatan. 
Tarian yang termasuk tari klasik, di antaranya tarian yang fungsinya untuk upacara ritual. Hal tersebut disebabkan tarian tersebut telah lama ada dan memiliki aturan yang tidak boleh dilanggar oleh pengikutnya. Terdapat tari upacara yang sudah mengalami perubahan fungsi karena mendapat sentuhan modern atau tidak lagi disajikan sebagai tarian dengan bentuk yang sama. Misalnya, tarian yang hidup di kalangan keraton dan istana yang masih hidup di beberapa wilayah di Indonesia. 

Tari Rakyat

Imajinasikan pikiran Anda ke tahun-tahun ketika zaman belum tersentuh peradaban teknologi agar daya empati Anda terhadap tari tradisional tidak memiliki jeda.

Tari tradisonal yang tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat pada zaman dahulu sering disebut tari rakyat. Dengan kesederhanaan bentuk sajiannya, tarian ini lahir sebagai cara masyarakat dalam mengekspresikan kegembiraannya melalui karya tari. Hubungan sosial antarmanusia menunjukkan iklim positif pada pergaulan rakyat yang terjalin baik. Kebebasan dalam mengungkapkan ekspresi terlihat pada tari yang hidup di kalangan rakyat, yaitu jenis tari pergaulan yang merupakan refleksi kebiasaan antara individu dan masyarakat. 

Berikut merupakan keunikan dari jenis tari yang hidup di kalangan rakyat pada zaman dahulu:
  • pola gerak, rias, busana, dan iringannya sederhana;
  • gerakannya dilakukan secara spontan;
  • ungkapan kegembiraan dan menghibur para pelakunya sendiri;
  • terjadi interaksi antara penari dan penonton;
  • menunjukkan suasana yang akrab;
  • merupakan sarana dalam pergaulan masyarakatnya;
  • tempat sajian tari umumnya menggunakan bentuk lingkaran atau arena.
proletar. Mereka dibedakan oleh tingkat kaya, miskin, berkuasa, tidak berkuasa, pribumi, dan penguasa sehingga perbedaan gaya dan isi tarian akan berbeda. Akan tetapi, jenis tarian apa pun dalam perkembangannya tidak terlihat dipengaruhi oleh status sosial. Seni budaya adalah milik semua bangsa Indonesia.

Tari Kreasi

Jenis tari yang berkembang di masyarakat tidak terlepas dari pengaruh era globalisasi yang menyelinap di sela kehidupan bermasyarakat, baik melalui media komunikasi maupun internet yang mampu mencapai tempat terpencil sekalipun. Gaya-gaya baru yang unik dan tetap memperlihatkan kekhasannya–seperti tarian yang bersifat kedaerahan dengan sentuhan baru–pun bermunculan. Bentuk yang baru tersebut menjadi gaya yang dimiliki perseorangan, bahkan mewakili daerah setempat.

Bermunculannya jenis tari dengan kekhasannya yang beragam merupakan hasil kreativitas (kreasi) para seniman tari yang dikenali dari karyanya maupun dikenali karena tokohnya. Pada zaman dahulu, banyak orang yang mewujudkan gagasan orisinalitasnya ke dalam karya seni tari tanpa didasarkan tujuan material atau profit oriented. Semua kreasi hanya sebagai sarana mengungkapkan gagasan dan ekspresi jiwa.

Pengembangan pola-pola gerak tradisi menjadi tari kreasi telah mendapat sentuhan kreativitas dari tangan koreogafernya. Misalnya, tari yang melahirkan gaya dan keunikan yang dianggap baru dan hasilnya diterima masyarakat pada masa itu. Dengan demikian, untuk jenis tari yang lahir dengan gagasan baru dan unik dari tangan para koreografer Indonesia pada sebuah masa tertentu sering kali disebut sebagai Tari Kreasi Baru (karya cipta hasil kreativitas yang baru). Keunikan karya individual itu kemudian mengalami perjalanan panjang, dan bergerak bersamaan dengan munculnya tari kreasi lainnya. Oleh karena itu, dalam kurun waktu tertentu, tari kreasi baru ini bergeser karena kembali akan mengkristal menjadi sebuah tari tradisi.

Gagasan kreativitas tari kreasi merupakan:
  1. hasil kreativitas pengembangan pada salah satu elemen atau unsur tari dan pendukung lainnya;
  2. kreativitas dalam mengungkapkan ide atau gagasan original dalam bentuk karya seni tari.

Pola Tari Kreasi Bersumber dari Tari Tradisi 

Jenis tari yang berpola garapan tari tradisi adalah kreasi tarian yang mengambil sumber pengembangan sebuah tari kreasi dari tari tradisional daerah setempat. Susunan gerak atau koreografinya pun berdasarkan gaya tari daerahnya sendiri. Penggambaran tarian diambil dari latar belakang cerita, legenda, dongeng, dan mitos daerahnya. Isi tarian menunjukkan sifat dan karakter masyarakatnya.

Di Minang, Sumatra Barat, pada zaman dulu, koreografer Huriah Adam yang menampilkan tarian dengan gaya pencak silat Melayu menjadi sebuah tari kreasi yang diminati dan diberikan penghargaan sebagai bentuk sikap apresiatif insan seni kepadanya. Namun, kini orang tetap menyebutnya sebagai Tari Kreasi Baru. Tari karya Huriah Adam menjadi sebuah karya tari yang baru dalam tradisi karena kurun waktu tumbuh kembangnya yang lama.

Di Jawa Barat, insan tari mengenal tokoh tari kreasi R. Tjetje Somantri yang hingga kini tariannya masih diminati masyarakat, dan masih dipertahankan oleh muridnya yang paling menonjol, yaitu Indrawati Lukman dan Irawati Durban pada karya tari seperti Tari Merak, Tari Topeng Koncaran, dan Tari Kandagan. Tokoh tari kreasi lain adalah Enoch Atmadibrata yang menciptakan Tari Kreasi Cendrawasih. Nugraha Suradireja menciptakan Tari Topeng Tumenggung Priangan dan Tari Kencana Wungu.

Demikian pula yang dilakukan para koreografer yang namanya dikenal di hampir seluruh wilayah Indonesia, seperti Gusmiati Suid (Tari Piring dan Tari Galombang dari Sumatra Barat), I Mario pada karya Kebyar Duduk (Bali), dan Bagong Kusudiarjo (dari Yogyakarta) yang terkenal dengan Tari Yapong tahun 80-an.

Pada masanya, mereka menciptakan tari-tarian kreasi dengan berpijak pada tari tradisional daerah mereka sendiri. Terobosan mereka pada saat itu adalah memadukan gerak dari akar sumber gerak tradisional dengan bentuk yang baru. Bahkan, hingga kini karya tarinya diminati banyak orang. Karyanya dianggap mewakili kebaruan tanpa melepaskan ciri khas daerahnya. 

Pola Tari Kreasi Nontradisi

Dalam penggarapan tari kreasi nontradisi, yang diandalkan hanya kebebasan berekspresi dengan mengeskplorasi gerak sebanyak-banyaknya, kemudian menyusunnya menjadi sebuah pola gerak. Pola gerak yang dikumpulkan dari hasil eksplorasi gerak tadi menjadi sebuah gerak yang nantinya dikelompokkan, kemudian disusun menjadi sebuah ragam gerak yang terstruktur secara koreografi.

Tari sebagai media untuk mengungkapkan perasaan, keinginan, dan pandangan, kadang-kadang terwujud dengan gerakan yang sangat abstrak. Gerak yang tidak bermakna pada setiap elemen geraknya, benar-benar dilakukan dari dalam batin, lepas dari sumber pijakan tradisi. Contohnya, tari Hip Hop, tari yang oleh masyarakat disebut tari modern.

Agar terdengar tidak ketinggalan zaman, masyarakat menyimpulkan tari dengan indikator keanehan, ketidaklaziman, kebaruan alat dan kemodernan teknologi yang diserapkan pada properti, bentuk gerak, setting pentas, busana, dan rias wajah fantastic sebagai kelompok tari modern. Kemodernan dianggap sebagai kebanggaan dan pengukuhan diri untuk larut pada kemajuan zaman. Lihat saja, begitu antusiasnya masyarakat, khususnya remaja, menyaksikan panggung tari dalam festival Let’s Dance yang diadakan oleh salah satu televisi swasta kita. Mungkin antusiasme terhadap tari seperti itu dianggap modern oleh para remaja sekarang ini.

Soal Ulangan Seni Tari Semester 1

Soal Ulangan Seni Tari Semester 1

1. Apa yang dimaksud dengan fungsi tari?
a. Kegunaan atau tujuan tari untuk kepentingan pribadi semata
b. Cara menyampaikan keinginan melalui media gerak tari
c. Tarian untuk mencapai sebuah tujuan kemasyarakatan
d. Tari berguna untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat
e. Tari berguna untuk ekspresi jiwa

2. Tarian yang berfungsi sebagai tari upacara keagamaan adalah ....
a. Tari Ngarot dari Cirebon
b. Tari Acara Adat Mentawai
c. Tari Warung Kelumbut dari Sumba Timur
d. Tari Sang Hyang Jaran dari Bali
e. Tari Jaipongan dari Jawa barat

3. Tari upacara bersifat berikut, kecuali ....
a. sakral
b. magis
c. kemasyarakatan
d. universal
e. statis

4. Tari hiburan adalah ....
a. tarian yang menghibur masyarakat
b. tarian yang menghibur diri sendiri
c. tarian yang mengutamakan keinginan untuk menunjukkan kegembiraan
d. tarian seadanya
e. tarian untuk tontonan masyarakat

5. Sebuah pertunjukan tari dapat disajikan dengan cara yang berbeda. Pertunjukan tari art for art adalah ....
a. sajian karya seni tari sebagai ungkapan ekspresi pribadi semata
b. sajian tari dalam upaya untuk penggalangan dana sosial
c. seni untuk seni, tarian yang disajikan untuk penonton seniman saja
d. sajian tari untuk masyarakat luas agar karya bisa diterima masyarakat
e. ungkapan ekspresi jiwa

6. Aspek pendukung sebuah tarian yang berfungsi untuk sebuah pertunjukan tari adalah ....
a. rias busana, materi, jumlah penonton
b. setting panggung, lighting, dan honor pemain
c. publikasi, kepanitiaan, pendanaan
d. pemilihan waktu, dibatasinya durasi sajian, dan penari harus cantik
e. persiapan latihan yang rutin

7. Gagasan tarian yang termasuk ke dalam tema literer adalah dengan bersumber pada hal-hal berikut, kecuali ....
a. cerita mimpi, pantun, legenda
b. dongeng, sejarah, kejadian alam
c. mitos, perwayangan, kejadian seharihari
d. kejadian sehari-hari
e. gerak pantomim

8. Gerak tari hasil peniruan terhadap alam yang mengandung arti sebagai perwujudan ekspresi dari ide seorang koreografer disebut ....
a. gesture
b. stilasi
c. distorsi
d. imitasi
e. pantomim

9. Mengidentifikasi tari tunggal dapat dikenali berdasarkan hal-hal berikut, kecuali ....
a. latar belakang cerita
b. jumlah penarinya
c. karakter tokoh tari
d. desain busananya
e. tema cerita

10. Tari-tarian yang termasuk ke dalam tari hiburan adalah ....
a. Tari Sintren
b. Tari Seblang
c. Tari Srimpi
d. Tari Topeng
e. Tari Perang

Rangkuman Istilah Seni Tari

Rangkuman Istilah Seni Tari - Rangkuman Materi Penting yang ada dalam seni tari.
  1. Tari menurut Soedarsono adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang indah.
  2. Elemen dasar tari adalah gerak.
  3. Tari yang berfungsi sebagai sarana upacara bersifat kemasyarakatan, di antaranya meliputi penyambutan kelahiran, inisiasi kedewasaan, ritual perkawinan, keselamatan, dan perlindungan.
  4. Tari memiliki tiga fungsi, yaitu:
    • tari upacara
    • tari hiburan
    • tari pertunjukan
  5. Tari menurut pola garapannya terdiri atas dua macam, yaitu tari tradisional dan tari kreasi baru.
  6. Tari menurut penyajiannya dibagi atas tiga macam, yaitu tari tunggal, tari berpasangan, dan tari kelompok.
  7. Tari-tarian upacara menjadi bagian dari adat istiadat, ritual keagamaan, kemasyarakatan yang kini telah banyak mengalami perubahan fungsi.
  8. Tari upacara berperan sebagai media kegiatan ritual keagamaan, kegiatan kemasyarakatan yang bersifat sakral dan magis.
  9. Tari hiburan berfungsi sebagai media ungkapan ekspresi kegembiraan untuk kepentingan diri sendiri diwujudkan dalam bentuk tari pergaulan.
  10. Tari pertunjukan kedudukannya memiliki peran ganda, yaitu berperan sebagai wujud ekspresi dan berperan sebagai media sosialisasi, media hiburan, aktualisasi diri, wujud prestasi, pengakuan masyarakat yang telah ditata dengan berbagai aspek pendukung secara estetis dan artistik untuk diapresiasi oleh penonton.
  11. Tujuan dari sebuah pertunjukan tari pada umumnya sebagai prestise art for art, komersil, dan penilaian.


  1. Tari tunggal adalah tarian yang dibawakan oleh satu orang penari.
  2. Ide (gagasan) tari tunggal terdiri atas dua tema, yaitu tema literer dan nonliterer.
  3. Tema literer, yaitu gagasan timbul untuk mewujudkan gambaran berdasarkan adanya hal-hal sebagai berikut:
    • cerita pantun,
    • dongeng,
    • legenda,
    • mitos,
    • sejarah, dan lain-lain.
  4. Tari bertema literer timbul dengan mengambil cuplikan atau keseluruhan episode berdasarkan cerita, dongeng, pantun, legenda, mitos, sejarah, dan kejadian alam.
  5.  Tari bertema nonliterer adalah tari yang diambil dengan mewujudkan gagasan berdasarkan kejadian alam, perilaku manusia, diri sendiri, dengan cara mengolah gerak hasil eksplorasi.
  6. Tari yang meniru gerakan manusia disebut sebagai tari pantomimik yang merupakan salah satu hasil peniruan pada gerak manusia atau binatang.
  7. Gesture merupakan gerak tari yang bermakna yang telah mengalami stilasi.
Akan di update terus

  1. Tari berdasarkan pola penggarapannya terbagi atas:
    • tari tradisional (yaitu tari klasik dan tari rakyat);
    • tari kreasi.
  2. Berdasarkan pola penyajiannya, tari terbagi atas:
    • Tari tunggal;
    • Tari berpasangan;
    • tari kelompok.
  3. Standarisasi tari klasik terbentuk akibat hal-hal berikut:
    • mengandung nilai estetis dan nilai artistik yang tinggi dan segala sesuatunya dipersiapkan agar tarian benarbenar sempurna;
    • perjalanan tumbuhnya sangat panjang sehingga mengkistal dalam kehidupan masyarakat;
    • memiliki aturan baku yang tidak bisa diubah atau dihilangkan atas kesepakatan.
  4. Gagasan kreativitas tari kreasi merupakan:
    • hasil kreativitas pengembangan pada salah satu elemen atau unsur tari dan pendukung lainnya;
    • kreativitas dalam mengungkapkan ide atau orisinal dalam bentuk karya seni tari.



Tema Nonliterer sebagai Gagasan Tari Tunggal

Tema Nonliterer sebagai Gagasan Tari Tunggal - Tari yang bertema nonliterer merupakan tarian yang ide atau gagasannya muncul ketika jiwanya bersentuhan dengan kejadian alam atau perilaku manusia. Caranya, dengan meniru/ imitasi (gerak pantomim), dan mengeksplorasi (mencari gerak tari) gerak untuk mewakili perasaannya ke dalam karya tari. Mungkin Anda pernah menempuh perjalanan yang cukup jauh, misalnya ke luar kota. Di sepanjang perjalanan, banyak yang Anda lihat dan Anda alami. Anda melihat alam, pohon, binatang, laut, orang sedang berjalan, dan semua kegiatan manusia sehari-hari.


Anda mungkin menemukan beberapa hal yang menarik perhatian Anda ketika di perjalanan tadi. Ketika sudah tiba di tempat tujuan, Anda ceritakan kembali kepada orang lain. Cerita itu tersusun sesuai daya ingat Anda, disampaikan dengan cara –menurut orang yang mendengarnya–menarik. Barangkali hal itu karena cara Anda menyampaikannya mengesankan, sama berkesannya seperti ketika Anda melihatnya.

Ilustrasi itu sebenarnya menuju suatu maksud bahwa untuk menciptakan sebuah karya tari perlu adanya rangsangan ide yang diwujudkan dalam bentuk proses kreativitas, berbekal pengalaman, wawasan, kemampuan, dan metode dengan bekal disiplin ilmu yang benar.

Bekal pengalaman, wawasan, dan kemampuan kita pada saat kreativitas sebuah karya seni tari akan diwujudkan menjadi sumber dan modal ketika kita memulainya. Tanpa bekal tersebut, kita tidak dapat berbuat sesuatu. Naluri untuk berkarya pun mungkin akan sulit untuk dimunculkan.

Seseorang yang tidak mempunyai keterkaitan batin dengan seni tidak akan tergugah hatinya ketika melihat objek A. Adapun seseorang yang hidup dengan seni, ketika bersentuhan dengan objek A, secara alamiah ia akan bereaksi.

Tari yang diciptakan oleh koreografer tidaklah berhasil diwujudkan tanpa adanya inspirasi. Inspirasi muncul berdasarkan tiga cara, yaitu:
  1. melalui mata sebagai alat untuk melihat benda fisik;
  2. melalui musik/bunyi sebagai rangsang audio terhadap tema/gerak;
  3. melalui perasaan dan pikiran sebagai dorongan psikologis dan pengalaman batinnya
Pertama, mata yang berfungsi untuk melihat wujud benda dapat memberikan input bagi alat rekam manusia yang ada di otak. Objek yang dilihat bisa berupa benda, kegiatan manusia, atau perilaku manusia. Gerak yang tersusun pada tari merupakan hasil peniruan manusia terhadap alam (mimitis) dan peniruan manusia terhadap perilaku binatang (imitasi/ pantomim).

Gerakan kemudian mendapat pengolahan dengan cara mengeksplorasi (menjelajahi, mencari, dan menemukan gerakan yang tepat untuk menggambarkan sesuatu). Siapa saja atau apa saja yang bergerak dapat ditiru manusia. Bagi seorang kreator tari, sebuah gerakan biasa saja akan menjadi sebuah inspirasi untuk karya tarinya. Gerak harus menjadi bahasa komunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, kita sering menyebutkan bahwa tari adalah ekspresi manusia melalui gerakan yang telah mendapat stilasi (penghalusan). Mari, kita pahami gerakan berikut pada tari berikut yang berasal dari Minangkabau.
  • Menyabik
  • Manyiak-nyiak alang
  • Pitunjuak ateh
Gerakan menyabik merupakan pengembangan gerak dalam menyabit rumput dan membuka lahan dengan cara memangkas ilalang. Demikian pula dengan gerakan pitunjuak ateh atau menunjuk sesuatu yang di atas sebagai penguasa, yaitu Tuhan. Daerah Minangkabau merupakan daerah penyebaran agama Islam yang dari dulu hingga kini menjadi agama mayoritas. Daerah ini sangat fanatik terhadap ajarannya yang diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari menurut ajaran Islam.

Tari Tenun atau Tari Batik (Bali dan Jawa Barat) memiliki judul dan tema yang sama. Adapun gerakannya sebagai berikut. - Gerak merapatkan benang dengan alat tenun, posisi penari duduk deku (deku; lutut menyentuh lantai dan melipat kaki yang diduduki badan).
  • Gerak merapikan benang dengan tangan.
  • Meniup canting alat pelukis gambar pada batik.
  • Menjemur batik dan merapikan kain.
Sekarang, cobalah membuat sebuah tarian sederhana dengan berbekal pengalaman rekaman visual bahwa Anda pernah melihat kegiatan para petani memetik teh. Bayangkan rangkaian perilaku dan kegiatan para pemetik teh ketika mereka mengumpulkan teh ke dalam bakulnya untuk dijual.

Nama kegiatannya akan dicantumkan, dan Anda sendiri yang akan menentukan kegiatan lain yang pernah Anda lihat.
  1. Melenggang berjalan.
  2. Berjalan menuju bukit dengan posisi badan yang berbeda dengan berjalan di tanah datar.
  3. Memetik teh.
  4. Memainkan bakul.
  5. Memilih teh yang bagus.
  6. Berjalan kembali dengan bakul disimpan di atas kepala.
Setelah Anda menemukan kegiatan lain yang biasanya dilakukan para pemetik teh, selanjutnya giliran mengolah stilasi gerakan agar tidak terlihat verbal (kasar).

Kedua, musik menjadi rangsang gerak dalam berkreativitas. Bunyi-bunyian yang terdengar di telinga kita bisa berbentuk lagu, musik yang dimainkan dari alat musik, suara manusia, atau suara binatang dapat dijadikan sumber ide atau inspirasi penciptaan karya tari. Musik yang terdengar lembut dengan yang berirama ritmis, atau dengan ketukan yang tetap, akan menimbulkan efek yang berbeda dalam perasaan kita. Mungkin musik yang lembut mengalun akan merangsang kita untuk merebahkan diri, melamun, dan menenangkan hati.

Ketika terdengar musik yang riang dengan beat yang ngerock, badan kita akan merespons, minimal dengan menganggukanggukkan kepala mengikuti irama, menandakan kita ikut larut dengan nada yang gembira. Respons gerakan kita terhadap bunyi akan mengikuti beat musiknya. Jika iramanya mengalun, Anda akan ikut memperlambat anggukan. Jika iramanya cepat, dengan refleks Anda mempercepat anggukan (harmoni). Respons ini adalah respons alamiah manusia.

Tema Literer sebagai Gagasan Tari Tunggal

Tema Literer sebagai Gagasan Tari Tunggal -  Pada sajian tari, akan sulit menangkap gambaran tariannya apabila hanya mengandalkan gerak sebagai bahasa komunikasi terhadap penonton. Latar belakang cerita sebuah tarian sangat penting karena dapat memberikan gambaran atau penjelasan kepada penonton. Ide (gagasan) dasar tarian ada pada tema literer, yaitu gagasan timbul untuk mewujudkan gambaran berdasar adanya hal-hal sebagai berikut:
  • cerita pantun,
  • legenda,
  • dongeng,
  • mitos,
  • sejarah, dan lain-lain.

Apa yang dimaksud dengan tari tunggal?

Ciri-ciri tari tunggal adalah sebagai berikut.

  • Tarian ini dibawakan oleh seorang penari saja.
  • Tarian ini menggambarkan salah satu tokoh dengan latar belakang sebuah cerita.
  • Tarian ini membawakan karakter tokoh tertentu.

Tari tunggal bisa jadi membawakan karakter tokoh cerita pantun, tokoh legenda di daerah Anda, yang menunjukkan salah satu kekhasan penyajiannya pada struktur koreogafi atau desain busana yang dikenakan. Jika ditelaah, tarian yang menggambarkan tokoh tertentu adalah gambaran tokoh yang disegani, dihormati, dipertuan atau tokoh raja-ratu sehingga desain busana merupakan wujud kemegahan, keagungan, yang dipertuan dari tokoh yang terlihat glamour.

Identitas lain adalah kaitan busana dengan karakter tokoh. Misalnya, untuk karakter halus, desain busana mengenakan kain dengan desain feminim lebih tajam, lipatan kain kecil, motif gambar dominan kecil, penggunaan warna sekunder lebih dominan (kuning, hijau, dan biru).

Adapun tokoh berkarakter gagah mengenakan atasan terbuka (pria), dengan lepe (lipatan kain agak besar, motif gambar besar, warna yang kontras (merah, hitam) atau warna kuat. Anda dapat memperhatikan Tari Kandagan dan Tari Gatotkaca dari Jawa Barat, serta Tari Panji Semirang, Tari Margapati, Tari Dadung Gawuk, atau Tari Oleg Tambulilingan dari Bali.