Langkah-Langkah Menyiapkan Pertunjukan Tari - Pertunjukan merupakan tujuan atau hasil yang ingin dicapai untuk sebuah pengakuan dari masyarkat. Selain itu, juga untuk bukti fisik sebuah kreativitas karya tari. Sebuah karya tari memerlukan dua pihak, yaitu penonton dan penyaji. Tari sebagai produk jasa akan berarti dan ternikmati wujud fisiknya apabila ada reaksi dari penonton sebagai konsumen, atau lebih tepat disebut apresiatornya.
Hal penting dalam pertunjukan tari adalah materi tari dan orang yang terlibat sebagai pengelolanya atau mengoordinasikan yang bertanggung jawab terhadap kelancaran proses dan kesuksesan pertunjukan. Tarian ini dapat tersajikan apabila ada orang yang menarikannya. Untuk menampilkansajian tari yang baik, perlu dibuat jadwal latihan yang disepakati bersama. Agar sajian tari ini dapat diapresiasi, diperlukan suatu pengondisian agar ada penonton yang memberikan penghargaan kepada karya kita. Mendatangkan penonton adalah salah satu tugas kepanitiaan yang dibentuk sebagai motor penggerak semua pos tadi.
Proses memproduksi sebuah pertunjukan tari harus mempertimbangkan dan menyiapkan beberapa hal pokok, yaitu sebagai berikut :
Menentukan materi sajian tari bergantung pada tujuan penyelenggaraan pertunjukan. Pertimbangannya adalah tarian apa yang cocok dengan event yang berlatar belakang tujuan penyelenggaraan. Jika bertujuan untuk penggalangan dana sosial, upayakan memilih materi tari yang diminati banyak orang. Bisa jadi karena tarian itu unik atau jarang disajikan. Yang terpenting adalah tarian tersebut akan menarik minat orang sebanyak mungkin karena tujuan kita adalah penggalangan dana. Lain lagi jika bertujuan meningkatkan daya apresiasi orang terhadap kesenian tradisional di daerah Anda. Pemilihan materi tarian harus menunjukkan identitas tarian yang mengutamakan sajian tari yang menggunakan kaidah-kaidah seni. Dengan demikian, orang yang menonton memahami sebuah seni tontonan tari yang baik.
Hal penting dalam pertunjukan tari adalah materi tari dan orang yang terlibat sebagai pengelolanya atau mengoordinasikan yang bertanggung jawab terhadap kelancaran proses dan kesuksesan pertunjukan. Tarian ini dapat tersajikan apabila ada orang yang menarikannya. Untuk menampilkansajian tari yang baik, perlu dibuat jadwal latihan yang disepakati bersama. Agar sajian tari ini dapat diapresiasi, diperlukan suatu pengondisian agar ada penonton yang memberikan penghargaan kepada karya kita. Mendatangkan penonton adalah salah satu tugas kepanitiaan yang dibentuk sebagai motor penggerak semua pos tadi.
Materi Tari
a. Penari
Setelah menentukan materi tarian, hal penting lain adalah pemilihan penari agar sajian tari tidak berkesan asal. Sebaiknya, penari yang dipilih memiliki kemampuan membawakan tarian dengan baik. Tentu saja faktor fisik yang sempurna merupakan kriteria pemilihan penari yang penting setelah kemampuannya menari. Seorang penari harus enak dilihat dengan postur tubuh yang proporsional dan tidak cacat. Hal ini perlu untuk sebuah materi tari pertunjukan yang memberikan sajian menarik bagi kebutuhan pertunjukan semata.
b. Rias dan Busana Tari
Siapkan kelengkapan menari, seperti busana tari yang seharusnya dan sesuai dengan ukuran penari. Jika memilih busana untuk tarian dari Sumatra, kenakanlah busana yang desain dan motif bahannya memang dari Sumatra. Jangan pula memaksakan memakai busana yang kesempitan atau kebesaran sehingga menimbulkan kesan tidak nyaman ketika dikenakan. Hal tersebut dapat mengganggu konsentrasi menari. Cobalah busana tari minimal dua hari sebelum hari ‘H’ agar dapat disesuaikan dengan ukuran penari. Carilah orang yang biasa merias penari dan siapkan kelengkapan alat rias oleh panitia staf artistik rias dan busana.
Warna-warna tertentu akan memberikan kesan yang berbeda-beda ketika dikenakan pada pakaian. Efek fisik yang timbul dapat memberikan kesan langsing, lebih gemuk, atau terlihat tinggi, pendek. Berbagai efek yang timbul secara psikologis pada rias busana tari warna-warna yang kita kenal akan memberikan kesan yang berbeda-beda ketika dikenakan pada pakaian.
Berikut ini berbagai efek yang timbul secara psikologis pada warna, yaitu:
- warna merah memberi kesan garang, berani, kuat;
- warna kuning memberi kesan keagungan;
- warna hijau memberi kesan timbulnya sebuah harapan;
- warna biru memberi kesan lembut, mengharukan;
- warna hitam memberi kesan dalam, berkabung, kesedihan, ketegaran, misterius;
- warna putih memberi kesan bersih dan suci.
- Semua warna dapat dipadupadankan sehingga akan menimbulkan pengaruh yang kuat dalam menyempurnakan wujud karakter tarian
c. Pengiring Tarian
Tentukan bentuk iringan yang akan mengiringi sajian tari. Jika memakai kaset, koordinasikan kesiapan alatnya dengan operator. Gunakanlah paling sedikit tiga kaset untuk sebuah tarian yang disajikan dengan menggunakan kaset. Kaset pertama untuk latihan, kaset kedua untuk pementasan, dan kaset ketiga untuk persiapan darurat apabila terjadi hal yang tidak diinginkan. Jika mempunyai alat musik dan akan menggunakan iringan secara live, jadwalkan latihan lebih sering antara penari dan para pemain alat musiknya. Perhatikan kostum para pemain musik, jangan karena dianggap sebagai pengiring atau pendukung, mereka berpakaian seadanya. Cocokkan pakaian pengiring tersebut dengan jenis dan gaya tarian yang disajikan.
d. Jadwal Latihan
Sepakati bersama jadwal latihan per kelompok dan latihan gabungan. Jangan membuat jadwal sendiri. Kepentingan setiap orang berbeda dan perlu adanya toleransi. Selanjutnya, menentukan jadwal dan menentukan target kesiapan materi minimal 2 hari sebelum hari ‘H’. Satu hari sebelum hari ‘H’ adalah waktu untuk sebuah uji coba pertunjukan, minimal dengan keadaan, susunan acara, dan kostum dasar dari pertunjukan sesungguhnya. Keadaan itu seringkali disebut geladi resik.
2. Pembentukan Panitia
Pembentukan panitia yang dilakukan pada awal sebuah rencana pertunjukan harus mempertimbangkan orang-orang yang berkompeten di bidangnya. Dengan demikian, proses produksi dapat lebih efisien dan efektif. Bidang yang menangani sebuah proses produksi pertunjukan tari adalah sebagai berikut.
1. Staf produksi
- Ketua Panitia
- Koordinator Latihan
- Sekretaris
- Seksi Konsumsi
- Bendahara
- Seksi Keamanan
- Pemasaran
- Seksi Protokoler
- Publikasi
- Seksi Peralatan
2. Staf Artistik
- Stage manager (yang mengatur lalu lintas pertunjukan)
- Penata tari
- Penata iringan
- Penata lampu
- Penata rias dan busana
- Penata artistik
- Stage crew (menyiapkan kebutuhan alat, setting, dan properti pentas)
Tempat/Gedung Pertunjukan
Mempertimbangkan jenis gedung pertunjukan harus disesuaikan dengan alokasi dana, ukuran, lokasi, dan fasilitas yang dibutuhkan dengan yang tersedia. Ada beberapa bentuk gedung yang dibuat untuk sebuah pertunjukan yang ideal dalam pementasan sebuah karya seni tari maupun teater. Misalnya, bentuk panggung proscenium. Bentuknya seperti layar di gedung bioskop dan penonton melihat pertunjukan hanya dengan satu arah pandangan. Bentuk panggung proscenium sebaiknya digunakan untuk sajian tari yang sifatnya lebih formal, seperti ujian, persembahan, hiburan, atau festival.
Selain bentuk proscenium, ada juga bentuk panggung arena (lingkaran), bentuk tapal kuda atau huruf U atau letter L yang sering digunakan untuk arena fashion show. Diva Indonesia, Krisdayanti, pada salah satu konsernya menggunakan bentuk arena atau setengah lingkaran dengan modifikasi penempatan para pemusik di tengahnya. Sementara itu, kedudukan penonton membentuk setengah lingkaran. Bentuk panggung yang akan digunakan harus mempertimbangkan materi tari yang akan disajikan. Bahkan, cuaca pada saat pementasan perlu dipikirkan untuk menghindari ketidaklancaran berlangsungnya pementasan.
Tari-tari rakyat yang kental dengan unsur humor dan suasana akrab atau adanya interaksi antara pemain dan penonton, akan lebih menarik jika menggunakan panggung arena. Kedudukan penonton dan pemain berada sekeliling arena sehingga tidak ada jarak antara pemain dan penonton. Seluruh sajian terlihat tiga dimensi dan hal tersebut semakin menjadikan tarian dapat berinteraksi dengan baik.
Waktu/Durasi Pertunjukan
Salah satu strategi yang dapat dilakukan agar penonton dapat menikmati sajian dari awal hingga akhir adalah dengan membatasi durasi pertunjukan. Pertunjukan yang terlalu lama akan membuat penonton mengantuk, bosan, dan tidak menikmati sajian secara benar. Tentu saja kita tidak ingin membuat penonton keluar walk out di tengah-tengah pertunjukan. Hal ini akan mengganggu konsentrasi para penari yang tengah bermain di atas panggung pertunjukan. Untuk menghindari kebosanan itu, tarian harus dikemas agar menjadi lebih komunikatif dengan penonton, misalnya pada bagian tertentu melibatkan penonton untuk menari bersama. Bagian tari yang diulang-ulang terus juga akan membuat penonton bosan. Oleh karena itu, bagian tarian yang terdapat pengulangan terlalu banyak harus dipendekkan, dipotong, atau disederhanakan hanya satu kali pengulangan. Akan tetapi, tentu saja hal tersebut jangan sampai tetap tidak menghilangkan esensi dari tarian tersebut.
Penonton
Mempertimbangkan tingkat apresiasi penonton merupakan bagian penting untuk memperoleh kesan dan kepuasan dari pertunjukan ini. Sajian tari yang menampilkan materi tari yang rumit atau abstrak menjadi bahan pertimbangan karena tidak cocok disajikan kepada penonton dengan tingkat pendidikan awam dan tingkat sosial kelas bawah. Pertunjukan akan menjadi sebuah dagelan akibat ketidakpahaman penonton terhadap apa yang tengah ditampilkan. Begitupun sebaliknya, sajian tari yang bertema tari anak-anak, seperti Tari Kalkun atau Tari Ayam, tentu saja tidak cocok disajikan kepada penonton setingkat sekolah menengah atas. Meskipun sah saja jika tarian semacam itu disajikan kepada latar belakang pendidikan yang tidak paralel jika memang dibutuhkan sebagai bahan kajian. Dalam pertunjukan, hal terpenting secara keseluruhan dalam sebuah pertunjukan karya seni tari adalah tarian tersebut dapat dikomunikasikan dengan baik kepada penonton sehingga tidak menjadi sebuah pertunjukan yang asal-asalan.
Susunan Acara
Susunan acara pada sebuah tari tontonan/pertunjukan dirancang untuk menghindari ketidakantusiasan penonton pada keseluruhan pertunjukan. Misalnya, jangan sampai penonton meninggalkan gedung sebelum pertunjukan berakhir. Hal tersebut mungkin terjadi karena susunan materi tidak membuat penonton betah berlama-lama karena pertunjukan tidak menarik. Misalnya, materi pertama sungguh dinamis, tetapi yang kedua dan ketiga secara beruturutan menampilkan tarian dengan jenis yang sama yang akan menyebabkan penonton keluar sebelum pertunjukan selesai. Akan lebih segar jika sebagai tari pembuka disajikan sesuatu yang dinamis, tarian berikutnya menanjak menuju sebuah puncak kemeriahan dengan sajian tarian yang berkarakter atau membawakan sesuatu yang baru dengan jenis tari yang berbeda. Dengan demikian, sampai pada sajian penutup, penonton tetap berada di tempat duduk seakan-akan tidak mau pertunjukan berakhir.
Langkah-Langkah Menyiapkan Pertunjukan Tari
4/
5
Oleh
Arsyila Alena Akbar